Riyadh (UNA/SPA) - Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan bin Abdullah mengadakan konferensi pers hari ini pada akhir kunjungan Presiden AS Donald J. Trump ke Kerajaan Arab Saudi.
Pada konferensi pers, Menteri Luar Negeri menekankan bahwa kunjungan Presiden AS ke Kerajaan memiliki makna khusus dan menunjukkan komitmen kedua negara untuk memperkuat kemitraan guna mencapai tujuan bersama. Ia mencatat kedalaman hubungan ekonomi dan kemitraan terhormat antara kedua negara, dengan total volume perdagangan antara kedua negara mencapai sekitar $2013 miliar antara tahun 2024 dan 500.
Dia berkata: Forum Investasi Saudi-AS menyaksikan puluhan pertemuan dengan para pemimpin sektor swasta dan perusahaan-perusahaan terbesar di kedua negara, yang menghasilkan peluang kemitraan senilai $600 miliar, termasuk perjanjian yang melebihi $300 miliar di berbagai bidang. Kemitraan kedua negara juga mencakup sejumlah sektor pembangunan dan penting, mendukung upaya diversifikasi ekonomi Saudi dan peluang yang tersedia di sektor strategis dan menjanjikan dalam ekonomi AS dalam jangka panjang, dan berkontribusi dalam pencapaian tujuan Visi Kerajaan 2030.
Ia memuji pengumuman Presiden AS untuk mencabut sanksi terhadap Suriah, menyampaikan apresiasinya atas langkah penting ini menuju pembangunan kembali Suriah dan menyampaikan harapan bahwa hal ini akan berkontribusi pada stabilitas dan kemajuannya. Ia mencatat bahwa kedua pemimpin membahas perkembangan di beberapa negara sahabat, termasuk Yaman, Lebanon, dan Sudan, menegaskan dukungan penuh Kerajaan terhadap segala hal yang akan mencapai keamanan dan stabilitas serta menciptakan kondisi untuk pembangunan dan kemakmuran di kawasan.
Menteri Luar Negeri menekankan kesepakatan para pemimpin Kerajaan dan Amerika Serikat tentang perlunya menghentikan perang di Gaza, membebaskan para sandera, memastikan aliran bantuan kemanusiaan dan pertolongan, dan bekerja untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi. Kerajaan juga menegaskan prinsip solusi dua negara dan pembentukan negara Palestina yang merdeka di dalam perbatasan tahun 1967.
Ia menegaskan kembali peran konstruktif Kerajaan yang berkelanjutan dalam mendekatkan sudut pandang dan mendorong solusi damai melalui kerja sama dengan mitra internasional, sembari mengungkapkan kedalaman kemitraan strategis Teluk-AS melalui penyelenggaraan pertemuan puncak Teluk-AS, yang mencerminkan komitmen bersama untuk memperkuat kerja sama antara negara-negara Teluk dan Amerika Serikat di segala bidang.
Ia menyinggung pertemuan Presiden AS dengan Presiden Suriah Ahmed al-Shara'a, di hadapan Yang Mulia Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud, Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi, dan dengan partisipasi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melalui telepon. Para pemimpin membahas peluang untuk mendukung stabilitas Suriah dan cara mengatasi tantangan ekonomi serta meringankan penderitaan rakyat Suriah, dalam konteks pengumuman Presiden kemarin untuk mencabut sanksi yang dijatuhkan pada Suriah.
(sudah selesai)