![](https://una-oic.org/wp-content/uploads/2024/12/Photo-at-IIUM-e1733045444180-780x470.jpg)
Kuala Lumpur (UNA) – Rapat koordinasi kedua perguruan tinggi Islam yang terafiliasi dengan Organisasi Kerjasama Islam dilaksanakan pada 27 November 2024, bertempat di kantor pusat Universitas Islam Internasional Malaysia di Kuala Lumpur.
Pertemuan ini diselenggarakan atas kerja sama antara Organisasi Kerja Sama Islam dan Universitas Islam Internasional di Malaysia dengan slogan “Universitas Masyarakat”. Pertemuan tersebut dihadiri oleh para presiden, dekan dan perwakilan universitas Islam yang berafiliasi dengan organisasi tersebut, tempat Universitas Islam berada Teknologi di Dhaka, Bangladesh, Universitas Islam Internasional di Malaysia, dan Universitas Islam di Uganda, Universitas Islam di Niger, dan Universitas King Faisal di Chad.
Perwakilan dari lembaga-lembaga OKI seperti COMSTECH, Islamic Development Bank, SESRIC Centre, Islamic Solidarity Fund, IRCICA Centre, Islamic Cooperation Youth Forum dan International Islamic Jurisprudence Academy juga berpartisipasi untuk membahas strategi pengembangan pendidikan guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
Rektor Universitas Islam Internasional Malaysia, Bapak Tan Sri Shamsuddin Othman, membuka pertemuan tersebut di hadapan para anggota terkemuka Dewan Gubernur Universitas, termasuk duta besar Bangladesh, Libya, Pakistan dan Turki.
Duta Besar Aftab Ahmed Khokhair, Asisten Sekretaris Jenderal Bidang Sains dan Teknologi, menyampaikan pidato pembukaan atas nama Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam, Bapak Hussein Ibrahim Taha.
Dalam pidatonya, Asisten Sekretaris Jenderal menekankan pentingnya peran universitas Islam dalam mendukung pembangunan masyarakat dan perlunya menyelaraskan inisiatif akademik dengan tantangan global yang mendesak.
Dubes Khokhair menyoroti kontribusi universitas-universitas OKI dalam memajukan transformasi masyarakat melalui pendidikan berdasarkan nilai-nilai Islam.
Ia mengidentifikasi sejumlah prioritas, seperti meningkatkan beasiswa bagi siswa dari negara-negara kurang berkembang, mengintegrasikan pendidikan lingkungan untuk mengatasi perubahan iklim, dan membekali siswa dengan keterampilan digital dan teknologi untuk menghadapi sifat perkembangan global.
Beliau juga menekankan pentingnya mencapai kesetaraan gender, mendorong perdamaian dan dialog antaragama, dan mendukung kemitraan dengan sektor industri dan pemerintah, dan mendesak para peserta untuk memberikan prioritas pada pendirian perguruan tinggi pertanian untuk meningkatkan ketahanan pangan dan melaksanakan rekomendasi yang dikeluarkan pada sesi pertama Konferensi Pertanian. rapat koordinasi yang dilaksanakan di Jeddah pada 16 Januari 2024. .
Para peserta memulai diskusi bermakna dimana kegiatan universitas dipresentasikan, dengan fokus pada dampak positif kegiatan ini terhadap masyarakat, dan tantangan yang dihadapi universitas dalam mencapai tujuan mereka.
Para peserta juga bertukar ide dan visi masa depan, dan mendiskusikan strategi praktis untuk meningkatkan kinerja universitas.
Topik utamanya mencakup perluasan akses terhadap beasiswa, memajukan pendidikan pertanian, menerapkan praktik berkelanjutan, dan memanfaatkan teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan untuk meningkatkan inovasi dan daya saing global.
Para peserta menyampaikan terima kasih kepada Universitas Islam Internasional di Malaysia atas kemurahan hati dan keramahtamahannya, dan mereka juga mengucapkan selamat kepada Profesor Othman Bakar atas pengangkatannya sebagai Presiden Universitas Islam Internasional di Malaysia.
Setelah pertemuan tersebut, Universitas Islam Internasional Malaysia menyelenggarakan lokakarya pada tanggal 28 November 2024 bertajuk “Pendidikan Universitas Islam untuk Masa Depan: Universitas Komunitas.” Lokakarya tersebut melibatkan rektor universitas, perwakilan lembaga Organisasi Kerjasama Islam, dekan perguruan tinggi, fakultas Malaysia anggota, dan siswa.
Lokakarya ini menyoroti peran penting universitas Islam dalam membentuk transformasi masyarakat melalui pendidikan inovatif dan berbasis nilai.
Duta Besar Aftab Ahmed Khokhair, Asisten Sekretaris Jenderal Bidang Sains dan Teknologi, menyampaikan pidato yang menekankan pentingnya mengintegrasikan keterampilan teknologi canggih dengan prinsip-prinsip etika, menghadapi tantangan global melalui pendekatan interdisipliner, mendorong kesetaraan, dan memperkuat kemitraan dengan industri dan pemerintah. Lokakarya ini menyerukan upaya kolaboratif untuk mendefinisikan kembali proses pendidikan sebagai katalis untuk pertumbuhan pribadi, tanggung jawab sosial, dan pendorong untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di dunia Islam.
(sudah selesai)