
Tepi Barat (UNA/WAFA) – Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi Palestina memperingati hari jadi ke-77 Nakba pada hari Selasa dengan menyelenggarakan berbagai acara dan pameran seni di sejumlah sekolah.
Di Kegubernuran Qalqilya, sebuah acara diadakan di Sekolah Dasar Qalqilya dan Sekolah Al-Israa di kota tersebut, di bawah naungan Gubernur Qalqilya dan bermitra dengan Direktorat Pendidikan, Komite Rakyat untuk Layanan Pengungsi, dan Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah).
Dalam acara tersebut, Gubernur Qalqilya Hussam Abu Hamdeh menegaskan bahwa Nakba bukan sekadar kenangan, tetapi kenyataan sehari-hari yang menyakitkan yang dialami rakyat Palestina, mengingat tindakan dan kebijakan pendudukan yang terus menindas. Ia menekankan pentingnya memperkuat kesadaran kebangsaan di kalangan pelajar melalui studi mereka dan menghubungkan mereka dengan sejarah perjuangan mereka yang adil dan masa kini di seluruh generasi.
Sementara itu, Marwan Khader, juru bicara gerakan Fatah di Qalqilya, mengatakan bahwa peringatan Nakba menegaskan kembali komitmen rakyat Palestina terhadap hak-hak nasional mereka, yang terutama adalah hak untuk kembali. Ia menambahkan, pesan yang dibawa generasi ini adalah untuk terus berjuang dan bertekun di lapangan hingga tercapainya pembebasan tanah Palestina dan ibu kotanya, Yerusalem.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan di Qalqilya, Amin Awad, menjelaskan bahwa peringatan hari jadi ini di sekolah bertujuan untuk menanamkan kesadaran di kalangan siswa tentang masalah ini melalui kegiatan dan pameran seni dan budaya yang mengekspresikan komitmen siswa terhadap hak mereka untuk kembali dan kebebasan, dan memperkuat dalam diri mereka nilai-nilai kebersamaan dan kesabaran, terlepas dari tantangan yang mereka hadapi.
Dalam pidatonya, Abdul Rahim Jabr, kepala Komite Rakyat untuk Layanan Pengungsi, mengatakan bahwa sekeras apa pun pendudukan mencoba melenyapkan dan mendistorsi perjuangan dan narasi Palestina, rakyat Palestina akan tetap berkomitmen pada hak-hak mereka.
Acara tersebut menampilkan pameran seni yang menggambarkan penderitaan suaka dan pengungsian, selain pertunjukan seni dan budaya yang dipersembahkan oleh mahasiswa untuk mengekspresikan komitmen mereka terhadap identitas nasional dan hak historis mereka.
Di Kegubernuran Tubas, Direktorat Pendidikan memperingati hari jadi ke-77 Nakba Palestina dengan beberapa acara dan kehadiran resmi.
"Kami memperingati hari jadi ini di tengah pembantaian yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat," kata Abdullah Daraghmeh, wakil gubernur Tubas dan Lembah Yordan Utara.
Draghmeh menekankan bahwa generasi sebelumnya dan yang akan datang menegaskan bahwa hak kami untuk kembali tidak akan hilang seiring berjalannya waktu, seraya menambahkan, "Kami bertekad untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya."
Ia mengimbau negara-negara di dunia dan masyarakat bebasnya untuk mendukung rakyat Palestina mengingat pembantaian yang sedang berlangsung terhadap mereka di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Ia melanjutkan: Kami sampaikan kepada rakyat Palestina bahwa kenangan ini akan tetap ada hingga para pengungsi kembali ke rumah mereka dan ke tanah yang terpaksa mereka tinggalkan pada tahun 1948.
Sementara itu, Azmi Balawneh, Direktur Pendidikan di Tubas, mengatakan: "Kami menegaskan bahwa selama bertahun-tahun, generasi demi generasi tidak melupakan tujuan mereka, dan bahwa taruhan para pemimpin pendudukan bahwa warga Palestina akan melupakan tujuan mereka telah gagal."
Ia menambahkan: "Hari ini, kami berdiri teguh dengan pengorbanan kami dalam menghadapi rencana Yahudisasi yang dipimpin oleh pendudukan, dan kami menegaskan keteguhan kami dan kehadiran kami yang berkelanjutan di tanah kami meskipun ada semua ancaman Israel yang bertujuan untuk mengosongkannya."
Di Kegubernuran Betlehem, Kementerian Pendidikan mengadakan acara utama di Sekolah Menengah Putra Beit Sahour, yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kegubernuran Betlehem, mewakili Gubernur Fouad Salem; Wakil Direktur Pendidikan di Bethlehem, Ayman Hamamreh; Walikota Beit Sahour, Elias Isaid; perwakilan Kepolisian Provinsi Betlehem; kepala sekolah, Ali Mohsen; dan para pengajar serta siswa sekolah tersebut.
Perwakilan Gubernur Salem mengatakan bahwa Nakba bukan sekadar kenangan, melainkan tanggung jawab, hak, pesan, dan penegasan hak pengungsi untuk kembali ke rumah mereka.
Wakil Direktur Pendidikan Hamamra mengatakan bahwa acara hari ini adalah momen refleksi dan kenangan, menekankan komitmen moral dan etika terhadap hak untuk kembali.
Sementara itu, kepala sekolah Mohsen mengatakan bahwa memperingati Nakba adalah bagian dari perjuangan untuk meningkatkan kesadaran di benak siswa dan untuk menekankan bahwa kami tidak akan menyerahkan tanah kami.
Acara tersebut mencakup segmen seni tradisional dan pembacaan puisi.
(sudah selesai)